MENGAPA KARYA TULIS ILMIAH DITOLAK?

Pengembangan Profesi
Pengembangan profesi seperti yang dimaksud dalam petunjuk teknis jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, “adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan”.

Kegiatan guru yang termasuk pengembangan profesi
Beberapa kegiatan guru yang termasuk pengembangan profesi adalah sebagai berikut :

  1. Melaksanakan kegiatan KTI di bidang pendidikan
  2. Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan
  3. Membuat alat peraga atau alat bimbingan
  4. Menciptakan karya seni seperti lagu, lukisan
  5. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum

Tata cara pengajuan angka kredit (pengembangan profesi)
Dalam mengajukan angka kredit dalam pengembangan profesi dapat dilakukan prosedur sebagai berikut :

  1. Adanya peran critical friend, kritik dan saran dari teman sejawat yang satu profesi agar mendapat masukan mengenai penulisan KTI
  2. Mintakan saran pada guru bahasa Indonesia untuk mengetahui penggunaan bahasa maupun sistematika penulisan KTI yang benar
  3. Sertakan surat pengesahan dari Kepala Sekolah serta petugas perpustakaan jika penulisan sudah selesai
  4. Sertakan surat pengantar Kepala Sekolah dan dikirim Tim penilai Angka Kredit pengembangan profesi tingkat pusat yang sekertariatnya di LPMP
  5. Untuk lebih lengkap, sertakan pula pengesahan dari Kepala Dinas Pendidikan Tingkat Kab/Kota

Tata cara penilaian pengembangan profesi
Hasil karya berupa karya tulis yang berupa hasil penelitian, tinjauan ilmiah, pembuatan alat peraga, teknologi, karya seni penilaiannya dalam bentuk paparan/deskripsi sesuai kaidah penulisan karya ilmiah dengan langkah penilaian sebagai berikut :

  1. Penilaian tidak mengenal nilai jenjang dalam setiap unsur dengan kata lain hanya mengenal diterima atau ditolak, contohnya setiap karya tulis mempunyai bobot nilai 4, maka penilaian jika diterima bernilai maksimal 4 jika ditolak mendapat nilai 0, tidak ada nilai 1, 2, 3
  2. Urutan penilaian di mulai dari judul, sistematika penulisan, latar belakang penulisan kajian teori, cara pengolahan, kesimpulan rekomendasi, daftar pustaka, dengan menggunakan sistem gugur, jika seorang guru menulis karya ilmiah tetapi judulnya tidak menggambarkan latar belakang pendidikannya serta kajiannya terlalu luas maka langsung digugurkan dengan nilai 0 tanpa dilihat unsur yang lainnya, begitu pula seterusnya.

Adapun yang termasuk karya tulis ilmiah terdiri dari :

  1. KTI hasil penelitian, pengkajian, survei dan evaluasi
  2. Karya tulis/makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah gagasan sendiri
  3. Tulisan ilmiah populer
  4. Prasaran berupa tinjauan wawasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah
  5. Buku pelajaran atau modul
  6. Diktat pelajaran
  7. Menerjemahkan karya ilmiah

Dari ketujuh kategori inilah guru bisa memilih sehingga tidak usah memaksakan diri membuat KTI yang tidak dikuasainya.

Persyaratan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Karya tulis ilmiah yang ditulis guru hendaknya memenuhi syarat APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten) artinya :

  1. Asli (original), karya tulis yang dihasilkan harus merupakan produk asli guru dan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu dan tempat bekerja.
  2. Perlu/bermanfaat (useful), karya tulis yang dihasilkan guru harus dirasakan manfaatnya secara langsung oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
  3. Ilmiah (scientific), karya tulis yang dihasilkan harus disusun secara ilmiah, sistematis, runtut dan memenuhi persyaratan penulisan karya ilmiah.
  4. Konsisten (concistency), KTI yang dihasilkan harus memperlihatkan keajegan dan konsistensi pemikiran yang utuh, baik secara keseluruhanvmaupun hubungan antar bab bagian karya tulis yang disajikan.

Kriteria Pokok KTI
Ada beberapa kriteria yang dilihat dalam penulisan KTI, diantaranya terdapat :

  • “Masalah” pokok yang dijadikan dasar penulisan dan masalah tersebut sesuai atau menyangkut kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru sehari-hari
  • Kajian pustaka/teori yang mendukung pemecahan masalah
  • Metodologi yang dilakukan secara runtut dalam upaya pemecahan masalah tersebut
  • Data dan fakta yang mendukung pembahsan masalah tersebut
  • Alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan atau dibahas untuk solusi atas masalah yang dihadapi
  • Kesimpulan maupun rekomendasi yang dikemukakan berdasarkan analisis data terhadap upaya pemecahan masalah tersebut.

MENGAPA, KTI DITOLAK?
Ada beberapa alasan mengapa karya tulis ilmiah guru dalam unsur pengembangan profesi guru ditolak berdasarkan hasil pengalaman tim penilaian angka kredit tingkat pusat diperoleh alasan-alasan itu antara lain :

Umum

  1. Berupa skripsi/thesis/desertasi (sudah dinilai dalam unsur pendidikan)
  2. 2. KTI diragukan keasliannya, bila :
    • Salah satu bagian tulisan (atau hal lain) menunjukkan bahwa KTI itu merupakan skripsi, penelitian, atau karya orang lain, yang diubah dan digunakan sebagai karya ilmiahnya (seperti misalnya bentuk ketikan tidak sama, tempelan nama,dll)
    • Terdapat petunjuk adanya lokasi dan subjek yang tidak konsisten
    • Terdapat tanggal pembuatan yang tidak sesuai
    • Terdapat berbagai data yang tidak konsisten, tidak akurat
    • Terdapat kesamaan isi, format, gaya penulisan yang sangat mencolok dengan KTI yang lain penyusunan KTI yang berbentuk penelitian, pengembangan dan evaluasi diselesaikan/dihasilkan lebih dari 2 judul dalam setahun
  3. KTI sudah kadaluarsa (disusun sebelum PAK terakhir)
  4. Pengesahan :
    • Tidak ada pengesahan kepala sekolah/kepala madrasah guru yang bersangkutan bahwa KTI tersebut adalah benar karya tenaga pendidik yang bersangkutan
    • Pengesahan ada, tetapi bukan dari pejabat yang berwenang
  5. KTI bukan dalam bidang pendidikan
  6. Penulisan makalah tidak jelas apakah laporan penelitian atau tulisan ilmiah yang merupakan tinjauan/ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri
  7. Karya ilmiah yang disusun belum /tidak menggunakan format yang lazim dalam penulisan ilmiah
  8. Tulisan yang diajukan tidak memenuhi syarat sesuai dengan Kepmendikbud No.025/0/1995

Penelitian

  1. Penyusunan karya ilmiah belum menggunkan proses berpikir keilmuan (ada masalah, kajian teori, metodologi, data, analisis, kesimpulan, saran dan rekomendasi)
  2. Masalah :
    • Yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi penulis
    • Yang ditulis bbukan kegiatan nyata penulis dalam peningkatan/pengembangan profesi
  3. Kajian Teori :
    • Tidak relevan dengan judul/permasalahan yang dikaji
    • Terlalu luas, belum mengarah pada hal-hal yang dipermasalahkan
    • Sangat sederhana, belum nampak wacana keilmuannya
  4. Metode penelitian belum sesuai dengan kaidah penulisan karya tulis ilmiah (tujuan khusus, tempat dan waktu, ruang lingkup penelitian, populasi, sampel penelitian, teknik sampling, metode pengumpulan data dan pengolahan data dari analisis data)
  5. Data yang disajikan kurang lengkap/tidak ada
  6. Instrumen tidak dilampirkan/tidak lengkap/tidak sesuai
  7. Analisis data tidak sesuai dengan metode analisis data yang dipilih dalam metode penelitian, atau permasalahan yang dirumuskan dalam latar belakang (pendahuluan)
  8. Isi tulisan ilmiah pada bab selanjutnya tidak konsisten/tidak ada kesesuaian/tidak seimbang
  9. Kesimpulan dan saran tidak sesuai dengan alur berfikir pada bab-bab sebelumnya
  10. Rekomendasi belum menunjukkan manfaat yang nyata bagi dunia pendidikan

Tinjauan

  1. Penyusunan karya ilmiah belum menggunakan proses berfikir keilmuan (ada masalah, kajian teori, fakta, ulasan/tinjauan, secara ilmiah yang merupakan gagasan penulisan dan kesimpulan)
  2. Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan profesi penulis
  3. Kajian teori :
    • Tidak relevan dengan judul/permasalahan yang dikaji
    • Terlalu luas, belum mengarah pada hal-hal yang dipermasalahkan
    • Sangat sederhana, belum nampak wacana keilmuannya
  4. Kajian fakta tidak/belum relevan dengan pemasalahan yang dikaji
  5. Isi pembahasan karya ilmiah belum memuat gagasan penulis
  6. Tulisan ilmiah tidak konsisten/tidak ada kesesuaian/tidak seimbang
  7. Kesimpulan tidak sesuai dengan alur pikir bab sebelumnya

Diktat

  1. Tidak sesuai dengan tugasnya
  2. Sistematika penulisan tidak sesuai dengan pedoman penulisan yang berlaku

Buku

  1. Belum mendapat pengesahan dari Disrjen Dikdasmen (taraf nasional)
  2. Belum mendapat pengesahan dari kepala dinas pendidikan di provinsi (taraf provinsi)

Alat Peraga
Pada latar belakang belum dikemukakan permaslahan, manfaat alat peraga, langkah-langkah pembuatan, langkah-langklah penggunaan dan kesimpulan serta lampiran yang relevan (foto/gambar dari alat peraga)

Karya Terjemahan

  1. Substansi di luar bidang pendidikan/tidak bermanfaat dalam pembelajaran/tidak utuh
  2. Belum ada keterangan dari kepala sekolah yang menjelaskan karya tersebut adalah terjemahan guru yang bersangkutan

PENUTUP
Pengembangan profesi bagi tenaga pendidik merupakan suatu kewajiban, apabila tenaga pendidik tersebut telah menduduki pangkat jabatan IVa, diperlukan suatu kegiatan yang dilakukan secara terarah danterpadu dan hal yang paling penting adalah menjiwai profesi yang digeluti selama ini.

Daftar Pustaka
Suharjono, Pengembangan Profesi Guru, Panduan Teknik Penilaian KTI Guru, Depdiknas
Kepmen, Penilaian Jabatan Fungsional Guru, Jakarta
Suharsimi Arikunto, PTK, Rineka Cipta Yogyakarta (2006)

Dikutip dari : Majalah NADI Vol. 1 No. 2 Agustus 2007

Leave a comment